Rabu, 18 Juli 2012

Emosi Mengapresiasikan Seni

Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. 
Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.

Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang pengertian emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
 
Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal.

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003).

Dari uraian tersebut sebenarnya pengertian Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.

Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana bisa sebuah emosi bisa mengapresiasikan seni ??
Memang benar sumber-sumber yang ada sekarang masih belum bisa menjelaskan jawaban itu, tetapi bila anda bisa mengatur emosi anda atau mengalihkan kekuatan emosi anda kepada benda-benda yang bisa dimanfaatkan, saya yakin anda bisa membuat sebuah seni yang sangat mahal harganya. Saat anda marah, benci, mencintai, senang, bahkan sedih semuanya itu bisa menjadi sebuah seni-seni yang sulit untuk diciptakan.
Pada saat ini telah banyak karya-karya sebuah seni yang muncul dengan didasari oleh sebuah emosi. Contohnya saja dalam Seni Bermusik, pasti anda bisa menciptakan sebuah lagu saat anda merasa mencintai seseorang, bahkan membuat puisi untuknya. Dalam seni lukis pula terjadi hal yang sama, saat anda merasa emosi anda memuncak coba anda tuangkan emosi anda pada selembar kanvas, dan saya yakin anda akan dapat melukis sebuah lukisan abstrak yang tidak akan anda sadari sebelumnya. Dan saat anda sadar ternyata lukisan abstrak tersebut sangat indah.
Memang kualitas seni yang anda ciptakan tidak sebanding dengan seniman-seniman profesional, tetapi setidaknya anda telah memilki kualitas lebih untuk mengatur emosi anda dan menjadikannya sebuah seni. Sehingga dalam kehidupan anda tidak mudah untuk tersulut oleh sebuah emosi yang bisa menjadikan citra anda di masyarakat menjadi buruk.

Itulah sebuah ulasan dari saya pada kali ini, semoga anda dapat melatih sebuah emosi anda dan menciptakan sebuah seni-seni untuk bangsa ini.


Rasa marah adalah ekspresi yang keluar dari perasaan sakit, takut, dan frustasi. 
Anger is nothing more than an outward expression of hurt, fear and frustration.
~  Dr Phil

0 komentar:

Posting Komentar